ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PJB


A.           DEFINISI
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit jantung yang dibawa sejak lahir, karena sudah terjadi ketika bayi masih dalam kandungan. Pada akhir kehamilan 7 minggu, pembentukan jantung sudah lengkap; jadi kelainan pembentukan jantung terjadi pada awal kehamilan. Penyebab PJB seringkali tidak bisa diterangkan, meskipun beberapa faktor dianggap berpotensi sebagai penyebab (Rahayoe, 2006).
Kelainan jantung kongenital atau bawaan adalah kelainan jantung atau malformasi yang muncul saat kelahiran, selain itu kelainan jantung kongenital merupakan kelainan anatomi jantung yang dibawa sejak dalam kandungan sampai dengan lahir. Kebanyakan kelainan jantung kongenital meliputi malformasi struktur di dalam jantung maupun pembuluh darah besar, baik yang meninggalkan maupun yang bermuara pada jantung (Nelson, 2000). Kelainan ini merupakan kelainan bawaan tersering pada anak, sekitar 8-10 dari 1.000 kelahiran hidup.
Kelainan jantung bawaan ini tidak selalu memberi gejalan segera setelah bayi lahir, tidak jarang kelainan tersebut baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan atau bahkan ditemukan setelah pasien berumur beberapa tahun Kelainan  ini bisa saja ringan sehingga tidak terdeteksi saat lahir. Namun pada anak tertentu, efek dari kelainan ini begitu berat sehingga diagnosis telah dapat ditegakkan bahkan sebelum lahir. Dengan kecanggihan teknologi kedokteran di bidang diagnosis dan terapi, banyak anak dengan kelainan jantung kongenital dapat ditolong dan sehat sampai dewasa (Ngustiyah, 2005).

B.            ETIOLOGI
Penyebab terjadinya PJB belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang di duga memmpunyai pengaruh pada penyakit peningkatan angka kejadia PJB.

Faktor-faktor tersebut adalah :
1.             Faktor prenatal :
a.     Ibu menderita penyakit infeksi : rubela
b.    Ibu alkoholisme
c.     Umur ibu lebih dari 40 tahun
d.    Ibu menderita peyakit diabetes melitus yang memerlukan insulin
e.     Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu

2.             Faktor genetik
a.       Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
b.      Ayah/ibu menderita PB
c.       Kelainan kromosom misalnya sindrom down
d.      Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
C.        KLASIFIKASI
PJB dapat dibagi 2 golongan besar, yaitu :
1.             GOLONGAN PJB ASIANOTIK (TIDAK BIRU), Meliputi :
a.             Defek septum atrium (ASD)
b.             Defek septum ventrikel (VSD)
c.             Duktus anterior paten (PDA)
d.            Stenosis pulmonal (PS)
2.             GOLONGAN PJB SIANOTIK (BIRU),Meliputi :
a.             Tetralogi of fallot (TOF)
b.             Transpotition of the Great Arteries (TGA)

D.           PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1)             Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan  adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht)  akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA  menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah  mungkin menderita defisiensi besi.
2)             Radiologis
Sinar  X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.

3)             Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal





4)         Ekokardiografi
Memperlihatkan  dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan,penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru.


5)         Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan  untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.

A.         ASUHAN KEPERAWATAN PJB
Pengkajian
-          Pengkajian fisik (warna, nadi, pernafasan, TD, auskultasi dada)
-          Riwayat Keluarga
-          Riwayat kehamilan
-          Pengkajian manifestasi penyakit jantung congenital
-          Kelainan jaringan kolagen
-          Komplikasi atau konsekuensi hipoksemia
-          Pembangunan tubuh lemah
-          Dispnea pada aktivitas
-          Keletihan

Diagnosa Keperawatan
1.      Risiko tinggi penurunan curah jantung b.d defek struktur
2.      Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d ketidakadekuatan oksigen dan nutrienpada jaringan
3.      Risiko tinggi infeksi b.d status fisik lemah
4.      Perubahan proses keluarga b.d mempunyai anak dengan penyakit jantung
5.      Risiko tinggi cedera (komplikasi) b.d kondisi jantung dan terapi

Intervensi
1.      Periksa darah, indeks sel darah merah
2.      Kaji analisis gas darah arteri
3.      Uji oksigen
4.      Beri obat penurun afterload sesuai instruksi
5.      Beri diuretic sesuai instruksi
6.      Berikan periode istirahat yang sering dan periode tidur tanpa gangguan
7.      Anjurkan aktivitas tenang
8.      Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat
9.      Pantau tinggi dan berat badan
10.  Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam proses perawatan
11.  Ajarkan keluarga untuk mengenali tanda-tanda komplikasi

Hasil yang diharapkan
1.      Frekuensi jantung, TD dan perfusi perifer berada pada batas normal sesuai usia
2.      Keluar urin yang adekuat (antara 0,5 dan 2ml/kg, tergantung usia)
3.      Anak mencapai pertumbuhan yang adekuat
4.      Keluarga dapat menghadapi gejala anak dengan positif
5.      Keluarga mengenali tanda-tanda komplikasi dan melakukan tindakan yang tepat

Implementasi
1.      Memeriksa darah, indeks sel darah merah
2.      Mengkaji analisis gas darah arteri
3.      Menguji oksigen
4.      Memberikan obat penurun afterload sesuai instruksi
5.      Memberikan diuretic sesuai instruksi
6.      Memberikan periode istirahat yang sering dan periode tidur tanpa gangguan
7.      Menganjurkan aktivitas tenang
8.      Memberikan diet tinggi nutrisi yang seimbang untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat
9.      Memantau tinggi dan berat badan
10.  Mendorong keluarga untuk berpartisipasi dalam proses perawatan
11.  Mengajarkan keluarga untuk mengenali tanda-tanda komplikasi

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.